Sabtu, 05 Desember 2015

PK air dalam garam dapur

I. Dasar Teori 


Garam merupakan senyawa ionik yang terdiri dari ion positif dan ion negatif sehingga membentuk senyawa netral. Garam terbentuk dari reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa organik seperti (Cl-). NaCl merupakan bahan utama gram dapur.
Di Indonesia, untuk kualitas garam sudah ditentukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 3556:2010 tentang Garam Konsumsi Beryodium seperti yang tercantum pada Tabel 1.1 dimana standar tersebut merupakan kriteria syarat mutu garam yang telah ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan merupakan hasil revisi dari SNI tentang syarat mutu garam tahun 2000.
No
Kriteria Uji
Satuan
Persyaratan Mutu
1.
Kadar Air
% (b/b)
Maks. 7
2.
Kadar Yodium dihitung sebagai KIO3
mg/kg
Min. 30
3.
Kadar Cl
% (b/b) adbk
Min. 94,7
4.
Cemaran Logam :



Timbal (Pb)
mg/kg
Maks. 10

Tembaga (Cu)
mg/kg
Maks. 10

Raksa (Hg)
mg/kg
Maks. 0,1
Sumber : SNI 3556:2010 Tentang Garam Beryodium
Tabel 1.  Tabel Syarat Mutu Garam Konsumsi Beryodium

1.      Gravimetri
Air dalam industri pangan memegang peranan penting karena dapat mempengaruhi mutu makanan yang dihasilkan. Jenis air yang digunakan berbeda-beda tergantung dari jenis bahan yang diolah, oleh karena itu perlu adanya suatu standar untuk masing-masing jenis pengolahan. Air yang digunakan pada industri umunya harus mempunyai syarat-syarat tidak berwarna, tidak berbau, jernih, tidak mempunyai rasa, tidak mengandung besi dan mangan, serta dapat diterima secara bakteriologis yaitu tidak mengganggu kesehatan dan tidak menyebabkan kebusukan bahan pangan yang diolah.
Metode analisis gravimetri adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada pengukuran berat, penentuan kadar air dengan metode analisis gravimetri dapat dilakukan menggunakan cara penguapan. Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk menetapkan komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap. Metode ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan dalam gas tertentu atau penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang diinginkan tidak mudah menguap. Metode penguapan dapat digunakan untuk menentukan kadar air dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah. Berat sampel sebelum dipanaskan merupakan berat senyawa dan berat air kristal yang menguap. Pemanasan untuk menguapkan air kristal adalah 105-1100 C, garam-garam anorganik banyak yang bersifat higroskopis sehingga dapat ditentukan kadar hidrat/air yang terikat sebagai air kristal.


II. Langkah kerja 
 
A.    Prinsip kerja
Menguapkan air yang terdapat dalam bahan dengan jalan pemanasan menggunakan oven pada suhu 1050C selama waktu yang telah ditentukan, kemudian menimbang bahan sampai berat konstan.
B.     Alat
1.      Botol Timbang
2.      Oven yang dapat dioperasikan hingga 1050C
3.      Desikator
4.      Neraca Analitik

C. Bahan
1.      Sampel garam (No. 020/PA/VI/14)

D.    Langkah kerja
1.      Bobot tetap wadah
Botol timbang yang sudah bersih dikeringkan di dalam oven pada suhu 1050C selama 3 jam. Kemudian botol timbang diambil dengan menggunakan tang penjepit dan didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Setelah dingin ditimbang dengan neraca analitik, ulangi prosedur yang sama hingga bobot tetap dengan pemanasan dalam oven pada suhu 1050C selama 1 jam.
2.      Bobot tetap sampel
Sampel ditimbang sebanyak 1-2 g menggunakan botol timbang yang sudah memiliki bobot tetap dan keringkan dalam oven pengering pada suhu 1050C selama 3 jam. Kemudian botol sampel diambil dengan menggunakan tang penjepit dan didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Setelah dingin ditimbang dengan neraca analitik, ulangi prosedur hingga bobot tetap dengan pemanasan dalam oven pada suhu 1050C selama 1 jam.



A.    Prinsip kerja
Menguapkan air yang terdapat dalam bahan dengan jalan pemanasan menggunakan oven pada suhu 1050C selama waktu yang telah ditentukan, kemudian menimbang bahan sampai berat konstan.
B.     Alat
1.      Botol Timbang
2.      Oven yang dapat dioperasikan hingga 1050C
3.      Desikator
4.      Neraca Analitik

C. Bahan
1.      Sampel garam (No. 020/PA/VI/14)

D.    Langkah kerja
1.      Bobot tetap wadah
Botol timbang yang sudah bersih dikeringkan di dalam oven pada suhu 1050C selama 3 jam. Kemudian botol timbang diambil dengan menggunakan tang penjepit dan didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Setelah dingin ditimbang dengan neraca analitik, ulangi prosedur yang sama hingga bobot tetap dengan pemanasan dalam oven pada suhu 1050C selama 1 jam.
2.      Bobot tetap sampel
Sampel ditimbang sebanyak 1-2 g menggunakan botol timbang yang sudah memiliki bobot tetap dan keringkan dalam oven pengering pada suhu 1050C selama 3 jam. Kemudian botol sampel diambil dengan menggunakan tang penjepit dan didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Setelah dingin ditimbang dengan neraca analitik, ulangi prosedur hingga bobot tetap dengan pemanasan dalam oven pada suhu 1050C selama 1 jam.