Garam merupakan
senyawa ionik yang terdiri dari ion positif dan ion negatif sehingga membentuk
senyawa netral. Garam terbentuk dari reaksi asam dan basa. Komponen kation dan
anion ini dapat berupa senyawa organik seperti (Cl-). NaCl merupakan
bahan utama gram dapur.
Di Indonesia, untuk kualitas garam
sudah ditentukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 3556:2010 tentang
Garam Konsumsi Beryodium seperti yang tercantum pada Tabel 1.1 dimana
standar tersebut merupakan kriteria syarat mutu garam yang telah ditetapkan
oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan merupakan hasil revisi dari SNI
tentang syarat mutu garam tahun 2000.
No
|
Kriteria
Uji
|
Satuan
|
Persyaratan
Mutu
|
1.
|
Kadar Air
|
% (b/b)
|
Maks. 7
|
2.
|
Kadar
Yodium dihitung sebagai KIO3
|
mg/kg
|
Min. 30
|
3.
|
Kadar Cl
|
% (b/b)
adbk
|
Min. 94,7
|
4.
|
Cemaran
Logam :
|
|
|
|
Timbal (Pb)
|
mg/kg
|
Maks. 10
|
|
Tembaga
(Cu)
|
mg/kg
|
Maks. 10
|
|
Raksa (Hg)
|
mg/kg
|
Maks. 0,1
|
Sumber : SNI 3556:2010 Tentang Garam
Beryodium
|
1. Gravimetri
Air dalam industri pangan memegang peranan penting karena
dapat mempengaruhi mutu makanan yang dihasilkan. Jenis air yang digunakan
berbeda-beda tergantung dari jenis bahan yang diolah, oleh karena itu perlu
adanya suatu standar untuk masing-masing jenis pengolahan. Air yang digunakan
pada industri umunya harus mempunyai syarat-syarat tidak berwarna, tidak
berbau, jernih, tidak mempunyai rasa, tidak mengandung besi dan mangan, serta
dapat diterima secara bakteriologis yaitu tidak mengganggu kesehatan dan tidak
menyebabkan kebusukan bahan pangan yang diolah.
Metode analisis gravimetri adalah suatu metode
analisis yang didasarkan pada pengukuran berat, penentuan kadar air dengan
metode analisis gravimetri dapat dilakukan menggunakan cara penguapan. Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk
menetapkan komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap.
Metode ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan dalam gas tertentu atau
penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang tidak diinginkan
mudah menguap atau penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang
diinginkan tidak mudah menguap. Metode penguapan dapat digunakan untuk
menentukan kadar air dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel
basah. Berat sampel sebelum dipanaskan merupakan berat senyawa dan berat air
kristal yang menguap. Pemanasan untuk menguapkan air kristal adalah 105-1100
C, garam-garam anorganik banyak yang bersifat higroskopis sehingga dapat
ditentukan kadar hidrat/air yang terikat sebagai air kristal.II. Langkah kerja
A. Prinsip kerja
Menguapkan air yang terdapat dalam bahan dengan jalan pemanasan
menggunakan oven pada suhu 1050C selama waktu yang telah ditentukan,
kemudian menimbang bahan sampai berat konstan.
B. Alat
1.
Botol Timbang
2.
Oven yang dapat dioperasikan hingga 1050C
3.
Desikator
4.
Neraca Analitik
C. Bahan
1.
Sampel garam (No. 020/PA/VI/14)
D. Langkah kerja
1.
Bobot tetap wadah
Botol timbang yang sudah bersih dikeringkan di dalam
oven pada suhu 1050C selama 3 jam. Kemudian botol timbang diambil
dengan menggunakan tang penjepit dan didinginkan dalam desikator selama 15
menit. Setelah dingin ditimbang dengan neraca analitik, ulangi prosedur yang
sama hingga bobot tetap dengan pemanasan dalam oven pada suhu 1050C
selama 1 jam.
2.
Bobot tetap sampel
Sampel ditimbang sebanyak 1-2 g menggunakan botol timbang
yang sudah memiliki bobot tetap dan keringkan dalam oven pengering pada suhu
1050C selama 3 jam. Kemudian botol sampel diambil dengan menggunakan
tang penjepit dan didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Setelah dingin
ditimbang dengan neraca analitik, ulangi prosedur hingga bobot tetap dengan
pemanasan dalam oven pada suhu 1050C selama 1 jam.
A. Prinsip kerja
Menguapkan air yang terdapat dalam bahan dengan jalan pemanasan
menggunakan oven pada suhu 1050C selama waktu yang telah ditentukan,
kemudian menimbang bahan sampai berat konstan.
B. Alat
1.
Botol Timbang
2.
Oven yang dapat dioperasikan hingga 1050C
3.
Desikator
4.
Neraca Analitik
C. Bahan
1.
Sampel garam (No. 020/PA/VI/14)
D. Langkah kerja
1.
Bobot tetap wadah
Botol timbang yang sudah bersih dikeringkan di dalam
oven pada suhu 1050C selama 3 jam. Kemudian botol timbang diambil
dengan menggunakan tang penjepit dan didinginkan dalam desikator selama 15
menit. Setelah dingin ditimbang dengan neraca analitik, ulangi prosedur yang
sama hingga bobot tetap dengan pemanasan dalam oven pada suhu 1050C
selama 1 jam.
2.
Bobot tetap sampel
Sampel ditimbang sebanyak 1-2 g menggunakan botol timbang
yang sudah memiliki bobot tetap dan keringkan dalam oven pengering pada suhu
1050C selama 3 jam. Kemudian botol sampel diambil dengan menggunakan
tang penjepit dan didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Setelah dingin
ditimbang dengan neraca analitik, ulangi prosedur hingga bobot tetap dengan
pemanasan dalam oven pada suhu 1050C selama 1 jam.